Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jumat, 17 Oktober 2008

Herman Suryadi

Monolog Marjati di Simpang Lima


Benarkah kuda itu yang kutanggangi kala perang melawan musuh

atau kuda musuh yang dipajang untuk kenangan

Benarkah penunggang kuda itu adalah aku kala perang melawan musuh

atau musuh yang datang meminta pajak di tanah kami


Tak ada tanda

darah tercecer

di kaki kuda

di rakit bambu kendaraan kami

di keris tajam milik kami

percik air sungai Bintunan memerah

tengadah meriam tua

pekik Marjati yang berani

menghadang langkah penjajah


Di simpang lima ini aku hanya bisa mendengar namaku disebut setengah hati

tanpa ditulis dengan huruf yang jelas kecuali di sebuah universitas

Satu lagi namaku diukir di makam pejuang negeri ini

tidak termasuk tulang-tulangku yang berkubur entah di mana

Bengkulu, 12 Desember 2006

Tidak ada komentar: